Wajan Bolic

CARA MEMBUAT ANTENA WAJAN / WAJAN BOLIC
Antena WajanBolic
Kenapa disebut WajanBolic?
· Wajan : penggorengan, alat dapur buat masak
· Bolic : parabolic
· WajanBolic : Antena parabolic yg dibuat dari wajan
Wajanbolic adalah teknologi antena murah-meriah untuk menangkap gelombang wireless 2,4 Ghz
Karena berasal dari wajan maka kesempurnaannya tidak sebanding dg antenna parabolic yg sesungguhnya.
Antena WajanBolic dengan Wifi USB Adapter dibuat dengan pertimbangan :
· Tidak perlu pekerjaan penyolderan kabel dan konektor
· Tidak ada pekerjaan modifikasi pada system RF sehingga tidak perlu khawatir dengan masalah SWR
· Tidak perlu bongkar casing PC dalam instalasinya seperti jika menggunakan Wifi PCI Adapter
· Tidak perlu power Supply external, karena power supply Wifi diambildari port USB PC Desktop
atau notebook sehingga memudahkan pada saat outdoor live test menggunakan notebook
· Operasional koneksi ke AP mudah
Beberapa kekurangan antenna WajanBolic :
· Karena berupa solid dish maka pengaruh angin cukup besar sehingga memerlukan mounting ke tower yang cukup kuat
· Untuk keperluan outdoor diperlukan USB Active Extension Cable beberapa segmen sehingga untuk panjang kabel
tertentu harga kabel menjadi lebih mahal dari Wifi USB
· Hub / switch digantikan dengan Access Point
· Pada Access Point perlu 1 (satu) IP address
BEBERAPA CONTOH APLIKASI
· Home to Office Networking
· RT/RW Net
· Wireless ISP (Home to Warnet)
kali ini saya akan mencoba menjelaskan Wifi wajan yang saya pakai. Akan saya mulai dari sedikit teori,
mempersiapkan bahan bahan, mempersiapkan alat alat kerja,mengerjakan bahan bahan,
dan merangkai serta melakukan pengukuran signal. Wajan sebenarnya bukan bentuk parabola yang ideal untuk antena WiFi,
tapi ya karena penyakit “ngeyel” para WiFi-er maka yang tidak idealpun “dipaksa” untuk “bisa” dimanfaatkan,
tentu saja dengan alasan dan pertimbangan yang macam macam. Maklumlah, membeli antena built-up ternyata cukup
mahal, apalagi yang di dalamnya sudah ada modul WiFi adapter nya, woow muwahuwalll buwangetss, cuk!. Oke, kita mulai ya.
“ef sama dengan de kuadrat per enam belas ce”, ditulis dalam formula satu baris f=(D*D)/(16*c).
Dimana f adalah panjang focal, jarak dari dasar wajan ke titik api wajan atau focal point, D adalah diameter wajan,
16 adalah angka konstanta dari formula itu, dan c adalah tinggi wajan jika wajan ditongkrongkan di atas kompor,
Kaitannya dengan wajan yang saya pakai, setelah saya ukur, nilai D=18 inci, nilai c= 4,5 inci. Mari kita masukkan
nilai nilai itu ke diperoleh nilai f=4,5 inci. Di depan sudah saya singgung bahwa, wajan adalah bukan bentuk parabola
yang ideal untuk antena WiFi, nilai f=4,5 inci terlalu “close”jika kita lihat hasil f/D ketemunya adalah 0,25,
Umumnya yang cukup baik f/D di atas 0.5. Akan lebih beruntung jika kalian bisa mendapatkan wajan yang agak “ceper” yang
nilai c nya cukup rendah, misal wajan untuk nggoreng martabak, kali ya.Harga panci dengan ukuran 18 inci lumayan mahal,
kalau cuman diambil tutupnya doang kan sayang pancinya. Ha ha ha. Meski demikian bukan berarti wajan tidak bisa dipakai,
justru wajan ini menjadi populer di mata para “ngeyel-er” dan menurut pengalaman empiris. Untuk lengkapnya jika mau tahu
banyak teori tentang radio dan antena,sodara sodara sekalian bisa ngira ngira icl itu termasuk jenis “species” macam apa, qe3.
Untuk urusan WiFi ada di bagian paling bawah, ya. Antena ini saya coba geber dengan Notebook Ben-Q Touchpad R31
saya fanatik abis dengan merk ini yang belum ada built-in WiFi adapter nya. huuuu……. ;b
CATATAN PENTING :
1. Parabola ideal focal nya berupa titik, wajan bukan parabola ideal, gelombang radio yang mantul ke arah focal berupa
lingkaran, bayangkan beda titik dan lingkaran. Jika antena internal USB WiFi Adpter ditaruh di tempat yang “berupa titik”
akan sangat kuat sinyalnya, jika ditaruh ditempat yang “berupa lingkaran” kurang kuat sinyalnya. Guna kaleng / PIPA adalah
mengumpulkan pantulan yang jatuh supaya “terperangkap” di dalamnya dan membentuk focal baru beberapa cm dari belakang
kaleng (tergantung parameter gelombang dan ukuran kaleng) yang tadinya berupa bentuk lingkaran menjdai berupa bentuk
mendekati bentuk titik . Mulut kaleng diletakkan di titik focal wajan.
2. Tidak boleh menaruh sembarangan USB WiFi Adapter maupun stick antena, ada rumus matematik yang sangat ketat, bahkan
tiga angka di belakang koma dalam satuam milimeter. Ini ilmiah, bukan aliran kerpercayaan, intinya bukan wajannya tapi rumus
dan teorinya dan diimplementasikan ke wajan. Lihat ini url mas. mungkin bisa membantu memahami.
http://www.saunalahti.fi/elepal/antenna2.html
http://kioan.users.uth.gr/wireless/cantenna/
Antenna Wireless Wajan Bolic ini hanya berjalan di frekwensi 2.4 Ghz
Fungsi dari Antenna Wireless Wajan Bolic ini adalah sebagai peralatan komunikasi Internet
di sisi Client (CPE = Customer Premises Equipment) yg murah meriah.
Dalam penggunannya Antenna Wireless Wajan Bolic ini harus di arah kan ke Access Point (AP).
Biasanya yg memiliki peralatan Access Point (AP) adalah penyelengara jasa koneksi internet seperti:
WISP (Wireless Internet Service Provider) atau
RTRWNet (Wireless Internet di lingkungan RT/RW sekitar tempat tinggal anda) atau
HOTSPOT di Kampus, Mall, Sekolah, Bandara dll.
Ingat sebelum anda membeli perangkat Antenna Wireless Wajan Bolic ini,
pastikan di tempat anda harus sudah ada penyelengara jasa koneksi internet (WISP/RTRWnet/HOTSPOT).
Dan dengan Antenna Wireless Wajan Bolic ini
“TIDAK MENJAMIN ANDA DAPAT MENIKMATI KONEKSI INTERNET SECARA GRATIS!”.
Jadi anda harus mengeluarkan biaya extra untuk dapat ber Internet dengan Antenna Wireless Wajan Bolic ini.
Biaya Internet sangat bervariasi tergantung dari penyelengara jasa koneksi internet seperti tersebut di atas.
Kisaran biaya internet adalah antara Rp. 150.000,- s/d Rp. 350.000,- per bulan.
Untuk mencari informasi apakah di tempat anda sudah terdapat WISP atau RTRWNet,
silahkan tengok URL ini http://forum.rtrw.net/viewforum.php?f=8
USB Wireless Mek TP-Link TL-WN321G dengan menggunakan Kabel USB Extender Panjang 15 Meter
Hanya dapat berjalan dengan baik di USB Port ver 1.0.
Jika komputer atau notebook anda hanya memiliki USB Port ver 2.0,
Rubah lah segera ke USB Port ver 1.0 dengan salah satu cara sbb :
Cara ke 1
Rubah Setting BIOS Komputer dari USB version 2.0 ke 1.1 atau ke 1.0
Jika di BIOS Komputer tidak ada fasilitas tersebut,
Gunakan cara ke 2:
Di Windows XP/2000/ME
Klik START – SETTINGS – CONTROL PANEL
Lalu pilih SYSTEM – HARDWARE – DEVICE MANAGER
Terus DISABLE “USB enhanced host controller”
Ada beberapa pemahaman yang keliru. Banyak yang menganggap bahwa setelah berhasil menangkap sinyal dengan bagus langsung
mengharap bisa dapat koneksi internet. Tidak ada kaitan langsung Open system (unsecured) dengan “anda diperbolehkan apa
tidak diperbolehkan koneksi dengan AP tersebut” (walau dapat sinyal gede). Yang pertama urusan enkripsi dan kasus yang
kedua urusan “diijinkan atau tidak (kecuali AP itu punya anda sendiri)”. Ada beberapa intsitusi yang menyediakan
AP / hotspot gratis, tinggal setting dhcp dah langsung begitu dapat sinyal bisa akses internet, tapi yang kebanyakan AP
itu tidak gratis, nah kasus anda mungkin yang terakhir ini.
Kasus-kasus Koneksi by WajanBolic :
1. jika anda mendapat sinyal cukup bagus dari AP dan gratis, anda bisa konek internet dari situ.
2. jika anda mendapat sinyal cukup bagus dari AP dan tidak gratis, anda cuman bisa menerima sinyalnya doang, gak bisa akses
internet.
3. jika anda dapat sinyal cukup bagus dari AP yang tidak gratis, dan anda punya kemampuan hacking wireless network,
anda “mungkin bisa” akses internet dari AP tersebut.
4. jadi jawaban dari pertanyaan anda adalah “meibiyes or meibino”, mungkin bisa, mungkin tidak, qe3.
ALAT & BAHAN
Berikut Anggaran, Alat dan Bahan yang diperlukan untuk eksperimen ini
Anggaran Biaya :
Daftar Biaya Pengeluaran Bahan percobaan :
1. 1 buah usb LAN WiFi Adapter TL-WN322G RP.190.000
2. Kabel USB Active extension (8 Meter) Rp. 90.000  > 5m + 3m = 8m
* Jika : - memakai Kabel UTP Belden(10 meter) Rp. 30.000 > @Rp.3000
- Port USB (male & female) RP. 10.000 >
3. Alumunium Foil 1 lembar Rp. 5.000
4. Paralon PVC 2,5 inch 20 cm Rp. 5.000
5. Socket Ulir Jantan + betina Rp. 6.000
6. Dop Paralon PVC 2,5 inch 2 Bh Rp. 8.000
7. Wajan penggorengan diameter 36 cm Rp. 35.000
8. Double tape Rp. 4.000
9. paralon 1 inch 50 cm Rp. 10.000
10.Socket L 1 bh Rp. 3.000
11.Pilox Rp. 15.000
12.Lem Paralon PVC Rp. 8.000
13.Power Glue Rp. 3.000
14.Ampelas 1 lbr Rp. 2.000
15.solatip hitam kecil 1 bh Rp. 3.000
__________+
Rp.422.000 dengan USB Eks = Rp. 362.000
USB Biasa = Rp. 332.000
NB :
#Jika memakai USB Active Eks:
Keuntungan :  a) tidak terlalu rumit dalam perakitan (kombinasi kabel)
b) kemungkinan power loss sedikit sekali
c) Arus diperkuat dari port USB ke USB adapter WiFi
d) Persentase keberhasilan 80%
kerugian : a) terbilang mahal
b) jarang ditemukan (ada di BEC & Mangga 2)
#Jika memakai kabel UTP :
Keuntungan :  a) Harga Ekonomis banget
b) mudah ditemukan
Kerugian : a) sering terjadi Power Loss (USB sering sulit di detect)
NB : USB Adapter memerlukan arus tinggi dari Port USB & transfer data kabel UTP + kabel USB biasa lambat
b) perlu penyambungan kabel dari kabel USB ke UTP
c) persentase keberhasilan 50%
d) terkadang perlunya menset usb 2.0 menjadi usb 1.0 untuk sinkronisasi
A. ALAT ALAT KERJA
1. Gergaji besi
Untuk menggergaji pralon sesuai bentuk yang diinginkan dan menggergaji “kuping” wajan kiri kanan;
2. Lem pralon
Untuk nyampung nyambung pralon sesuai bentuk yang diinginkan;
3. Bor
Untuk melubangi wajan, 1 inci tepat di tengah wajan, dan 3/8 inci di samping samping agar kalau kena angin bisa kuat
(hanya option saja) dan enggak “menthul menthul”;
4. Isolasi 3M
Yang kayak karet warna item itu, lho. Secukupnya aja, untuk ngiket USB WiFi Adapter di paralon, juga untuk mengikat atau
mlester lainnya, misalnya mlester sambungan 2 USB Active extention Cable agar enggak kena air, USB WiFi dan lain lain;
5. Tang, obeng, kunci inggris, penggaris dan lain lain
Untuk ngukur ngukur, ngencengin socket ulir pralon tepat di tengah tengah wajan, dan bagian bagian lainnya;
6. Kalau ada solder plastik
Kalau ada, seh pasti lebih afdol coba dech… ;b
B. BAHAN BAHAN
1. D-Link DWL-G122
Hight Speed Wireless USB Adapter (lihat pic 01). Saya pilih ini karena AP/Bridge di tempat saya adalah D-Link DWL-2100AP,
support DHCP, bisa AP, bisa bridge, bisa P2P dan P2MP, bisa repeater, securitynya juga basgus basnget, dan yang gak kalah
pentingnya lagi, setingnya via web based, jadi huwenak tenan kayak pas hari panas banget minum es degan, nyes nyes gitu.
2. Wajan Penggorengan
Baiknya aluminium, kalo gak ada ya seadanya yang dijual di pasar pasar, ukuran 18 inci, sekitar 457,2 mm
(lihat pic 02, nantinya peganganya dipotong biar simetris banget, lihat pic 26);
3. USB Active Extention Cable
Panjangnya 5 meter per roll. Ingat, ini jenis active extention cable, ada chip nya di salah satu ujungnya, butuh power
supply yang diambilkan dari USB port (lihat pic 19, jangan pakai kabel USB biasa, dijamin “gagal”, kabel USB biasa max 1,8
meter untuk USB V.2.0 dan max 4,8 meter untuk USB V.1, dengan USB Active cable, bisa max 20 meter, 5 x 4 roll max, 1 roll panjangnya 5 meter).
4. Clamp
Untuk nongkrongin antena di pipa (lihat pic 18);
5. Pralon 3,5 inci pan
CARA KERJA
1. Menyiapkan USB WiFi Adapter
Sebelumnya kita bentuk dulu pralon sedemikian rupa menjadi seperti gambar, sisakan kira kira 1 inci di bagian bawahnya,
jangan dibelah habis.buka tutup konektornya, bagian bawah akan nampak port USB 2.0. Bagian ini akan
dimasukkan ke pralon 3/4 inci yang panjangnya 3 inci. Setelah dimasukkan ke pralon, ikat dengan plester 3M
(yang item item itu lho). Setelah diikat dengan plester 3 M, bentuknya akan seperti pada pic 08. Untuk meyakinkan semuanya
benar kita coba sambungkan dengan USB Active Extention Cable (pic 19).Sampai di sini persiapan untuk USB WiFi Adapter sudah ok.
2. Menyiapkan Wajan
Kita akan mempersiapkan wajan. Setelah wajan dipotong pegangannya (kupingnya), dibor tengahnya selebar 1 inci, dan
lobang lobang kecil kecil di sekitarnya, Lobang lobang kecil disekitarnya hanya option
untuk mengurangi tekanan angin, agar tidak menthul menthul ketika kena angin kuat.Oke sampai di sini tahap mempersiapkan wajan selesai.
3. Menyiapkan Bagian Focal dan dudukan
Focal adalah bagian di depan wajan, namun karena bagian ini manyatu dengan bagian dibelakang wajan sebagai dudukan nantinya,
maka kita akan persiapkan sekaligus. Kita ambil socket ulir jantan 1 inci.
Kita gergaji melintang kira kira 0,5 cm untuk melewatkan kabel,Sekarang kita ambil socket biasa 3/4 inci yang 2 biji dan
pralon 3/4 inci yang 2 biji juga, Dengan lem pralon kita sambung bagian bagian itu.
Oke sekarang kita tes bagian bagian itu untuk disambungkan satu sama lain untuk meyakinkan nantinya akan benar benar pas.
Ujung konektor USB Cable Extention yang ada chip sudah tersambung ke USB WiFi Adapter, ujung kabel lainnya kita masukkan
ke socket jantan, terus masuk ke socket betina yang sudah tersambung ke bagian belakang wajan (wajannya belum dipasang,
baru tes nyambung dulu). Jika semuanya oke, kita lepas lagi bagian depan wajan dan bagian belakang wajan. Langkah selanjutnya
kita akan menyiapkan rumah focal. bagian yang akan melindungi USB WiFi Adapter dan USB Active Extention Cable dari panas dan
hujan. Karena apa, karena Antena wajan boliscuk ini didesign untuk pemakain outdoor walau pakai USB WiFi Adapter.
Oke sekarang kita ambil pralon paling gede, 3,5 inci dan panjang 6 inci warna putih, serta 2 penutupnya warna hijau.
Simple saja kita hanya perlu melubangi bagian yang di alas wajan sebesar 1 inci, dimana socket ulir jantan harus bisa masuk
dengan pas.Jangan dilem dulu, ngelem nya nanti terakhir.
4. Menyiapkan perkabelan
Pada langkah ini semua bagian sudah disiapkan tinggal merangkai saja. Ambil bagian pralon untuk rumah focal dan socket ulir
jantan yang sudah siap. Masukkan socket ulir jantan ke dalam tutup pralon yang sudah dilubangi.
Bagian yang ada ulir (drat) masukkan ke dalam lubang sumbu wajan.Sekarang dibalik wajannya, akan nampak di bagian belakang wajan.
Kita sambungkan bagian socket ulir (drat) yang sudah disiapkan pada item 3, keraskan dengan kunci inggris dan tang.
Setelah itu masukkan USB Active Cable Extention bagian ujung yang tidak
ada chip nya ke lobang focal bagian depan wajan, lihat pic 38, kemudian tarik pelan pelan ujung kabel.
USB WiFi Adapter akan masuk pas pada dudukannya yang tadi sudah disiapkan.
dan akhirnya ditutup pralonnya. Kabel yang menuju laptop akan keluar dari bagian belakang wajan nampak
dan pipa belakang menunjukkan bagian yang berfungsi sebagai dudukan antena, sekaligus kabel melaluinya dan sudah dipasangi clamp.
Nah, perakitan sudah selesai Antena Wajan Mbolikcukdus siap ditest, qe3. oleeeee… ;b
5. Pengukuran
Arahkan antena ke tempat AP atau Bridge yang akan ditangkap sinyalnya, harus LOS, artinya Line Of Sight, antara antena dan
AP tidak boleh ada benda yang merintanginya. saya gunakan tool WiFi dengan Network Stumbler 4.0. Hasilnya dalam jarak 2 km
lumayan bagus, antena di luar jendela.Wes sik cuk kuwesel,Iso sokor gak iso yo kokor kokor (kata cahcephoe), qe3.
D. Lain lain yang perlu
1. Grounding
Apabila antena dipasang untuk outdoor dan menggunakan pipa tiang besi, yakinkan bahwa pipa diground dengan baik terhadap
tanah. Oleh karena designnya bergaya “pralonisme”, maka bodi wajan tidak konek langsung ke ground, jadi ambil kabel ground
secukupnya ikat dengan baut dari bagian belakang wajan ke clamp, keraskan.
2. Tuning focal point
Untuk mengetahui titik focal point dengan tepat dan mudah ya nggap saja antena internal USB WiFi Adapter adalah di bagian
LED yang menyala. Untuk mencari ketepatannya, pada waktu pengukuran sinyal digeser geser maju mundur sampai dapat
penerimaan yang paling besar sinyal di network stumbler nampak, tandai dengan spdol di bawah focalnya, jika sudah ikat
dengan 3M biar tidak bergeser geser lagi. Spon spon yang nampak di pic 02 untuk mengganjal dan menjamin posisi USB WiFi
Adapter mantap di titiknya.
3. Pemilihan bahan pralon.
Pralon yang baik dan berkwalitas akan mudah ditembus pancaran gelombang WiFi, redamnannya sangat kecil. Kalau resepnya
Mbah Onno W Purbo, katanya, jika dimasukkan ke oven electric kita beberapa menit, pralon itu tidak akan panas, anget anget
saja boleh lah, qe3.
4. Tuning dan pengukuran
Jangan berganti ganti posisi dan arah, dan jangan berganti AP yang dituju pada waktu tunning, ini untuk menjamin bahwa
pengukuruan dan tunning valid, artinya perubahan perubahan hasil pengukuran bukan karena perubahan posisi dan arah antena,
tetapi karena focal point yang digeser geser, setelah semua proses tuning dan pengukuran selesai, boleh cari posisi akhir
yang paling tepat. Selamat mencoba dan jangan mudah menyerah, hare gene gampang nyerah, huuuuu kunooooo, qe3.
Langkah kerja setelah perakitan
a.Pengetesan antenna :
1. Install driver
2. USB Wifi tidak terpasang ke port USB Notebook/PC
3. Masukkan CD driver dan ikuti langkah-langkah instalasi sampai selesai
4. Hubungkan kabel USB Wifi ke port USB Notebook melalui kabel USB
5. Jika USB Wifi sudah terdeteksi berarti instalasi berhasil
b.Test koneksi ke Remote Ap
1. Lakukan scan AP
2. Mencoba konek ke AP yang berhasil di scan
3. Mengamati Signal Strength dan Link Quality
4. Menset IP USB Wifi sesuai dengan IP-nya AP
5. Mencoba test ping ke AP
6. Mengamati hasil tes ping
c.Test Ping vs Channel AP
1. Men-set AP pada channel 1 (IP Address tetap)
2. Melakukan scan dan konek pada Wifi USB ke AP channel 1
3. Melakukan test ping ke AP dan mengamati hasilnya
4. Mengulangi langkah 1 s/d 3 untuk AP dengan channel 6 dan 11
5. Membandingkan hasil test ping untuk ketiga channel
d.Pengkukuran signal strength menggunakan Netstumbler
1. Aktifkan program Netstumbler
2. Pilih AP yang di-detect
3. Amati level sinyal (…. dBm) pada tampilan Netstumbler
4. Ulangi langkah di atas menggunakan USB Wifi yang tidak terpasang pada
antenna WajanBolic
5. Bandingkan hasilnya
2
Masih sekitar antena wajan. Experimen hari ini yang menjawab 4 hal, power loss, data loss, pozenk loss, dan money loss.
Para “WiFi-er” “ngeyel-er” yang membikin antena wajan maupun kaleng susu mash banyak yang menyampaikan masalah. Kalau dirangkum dan disimpulkan masalahnya bisa dikategorikan dalam 4 hal, yang semuanya diakibatkan oleh sebuah keinginian “memperpanjang kabel USB agar bisa dinaikkan ke atas atap atau tiang agar mendapatkan posisi LOS”. Ada baiknya kita lihat dokumen pintar ini dulu, yo ndes, qe3.
1. Power loss
Power di dalam port USB tidak didesign untuk kabel panjang, selain itu juga arus nya terbatas. Ketika jancuk-er WiFi memperpanjang kabel sampai puluhan meter, maka resiko power loss akan dihadapi, apalagi juga USB WiFi device mengkonsumsi arus yang cukup besar. Jika ini terjadi, USB WiFi adapter tidak akan terdeteksi oleh sistem, bahkan pada OS tertentu akan ada notice “low power”.
2. Data loss
Di dalam literatur lain disebutkan bahwa USB V 1.0 speed nya 1,5 Mbps (low speed), USB V 1.1 speed nya 12 Mbps (full speed), dan USB V 2.0 speednya 480 Mbps (high speed, “tikel patangpuluhe persi siji, ndes, qe3″). Signal data di dalam USB ditransmisikan melalui kabel dengan label D+ dan D-. Normal, signalnya adalah 0.0 s/d 0.3 volt untuk bit low (bit “0″), dan 2.8 s/d 3.6 volt untuk bit high (bit “1″). Kabel yang terlalu panjang yang melanggar “Undang Undang Perkabelan USB” akan membuat signal data tidak jalan semestinya, misal 3 volt drop jadi 2 volt. chip di dalam USB device tidak bekerja benar. Kalau di Windows umumnya ada pesan “USB device not recognized” klo diterjemahkan bahasa surobayan artinya “kabelmu kedawan, cuk”, qe3.
3. Pusing aka pozenk loss
Di dalam UU perkabelan USB juga disebutkan bahwa memperpanjang kabel USB lebih dari 5 meter harus pakai USB active extention cable atau USB active repeater cable. Masalahnya benda ini tidak di setiap kota ada, susah nyarinya. Bahkan ada yang bingung beli dimana, pesan dimana. Akhirnya pusing aka pozenk. Frustrasi, qe3.
4. Money loss
USB Active Extention cable atau USB Active repeater cable ternyata harganya tidak cukup murah. Berkisar antara Rp 100 ribu s/d Rp 150 ribu. Sudah ratusan ribu susah nyari lagi. Jika kita bisa memperpanjang kabel USB sampai lebih dari 10 meter (yang penting bisa naik di atas atap dan Line Of Sight, maka akan lebih menghemat pengeluaran uang, jarene londo katrok “Poor Man`s WiFi“, qe3. Poor man harus irit, yo ra cuk!?
HASIL EKSPERIMEN HARI INI
Dalam eksperimen ini saya dibantu sepenuhnya dengan staff saya, terutama Kadri (Irdak), karena mata saya sudah susah melihat benda yang ukurannya di bawah 1 mm, urusan nyolder, ndes, qe3. Saya lihat barang apa yang ada dan bekas. Saya suruh potong kabel RJ-45 10 meter, eh lebih, yah tanggung gak usah dipotong ajah, jadi kabel RJ-45 12 meter. Diilhami juga konsep POE untuk kabel UTP, yah karena USB butuh poer 5 volt, kita cari IC regulator 5 volt, dapat seri 7805 1 biji, dengan current max 1000 mA, cukuplah. Nah 7805 akan mengatasi masalah Power Loss. Di dalam UU Perkabelan USB ada disebutkan “jika memakai kabel CAT-5″ dan “repeater” signal data di kabel akan lebih jauh sampai 50 meter. Saya juga melihat kata “electromagnetic noise”, jadi saya pikir tidak berlebihan jika saya memutuskan untuk 12 meter UTP cat-5 serta D+ dan D- dalam satu kabel plintiran di UTP CAT-5, tanpa USB Active Extention Cable ataupun Repeater Active. Kita pilih USB Adapter yang chpsetnya Zydas ZC1211 atau chipset Zydas ZD1211 (antara lain dipakai oleh PROLINK USB Adapter), yang kononnya inputnya cukup sensitif terhadap signal, dan konsumsi powernya cukup rendah, dan ukurannya sangat mungil (hanya sebesar jari). Antena nya tetap, pakai wajan atau kaleng susu.
CARA MERANGKAINYA
Kabel UTP RJ-45 12 meter kupas bagian luarnya di kedua ujungnya, sekitar 5 cm. Selain kabel orange, coklat, hijau dan hijau setrip, buang semuanya. Hijau dan hijau setrip adalah kabel dalam satu pilinan/plintiran. Kabel bawaan USB adapter potong, ambil konektornya saja, sisakan sekitar 10 cm dari konektor. Kupas kedua duanya sehingga nampak kabel warna merah, hijau, putih, dan coklat.
Di bagian atas, kabel coklat disambung ke hitam, kabel hijau disambung ke hijau, kabel hijau setrip disambung ke putih, dan kabel orange disambung ke Vin IC 7805 (kaki paling kiri), Vout 7805 (kaki paling kanan) disambung ke kabel merah, ground 7805 (kaki tengan) disambung ke kabel hitam. Ada baiknya juga antara Vout 7805 dan V- (kabel hitam) dikasih elco (electrolit condensator) 100uF/12V. 7805 dikasih pendingin, banyak dijual di toko. Kalau sudah disolder mantap, masukkan kotak plastik yah sebesar bungkus rokok, diikat kuat dan dicor misalnya dengan solder plastik. Akhirnya yang nampak bagian atasa adalah seperti gambar, dengan konektor USB “wedok” keluar dari kotaknya.
Di bagian bawah. Kabel RJ-45 coklat disambung ke hitam, hijau ke hijau, hijau setrip ke putih, dan orange tidak disambungkan, biarkan keluar dari jalur sambungan. Ambil kabel sekitar 10 cm, ujung satunya disambung ke kabel hitam, ujung lainnya biarkan keluar dari jalur sambungan, bersama sama dengan kabel orange, jadi ada 2 kabel yang nantinya keluar dari kabel sambungan. Kabel inilah yang nantinya untuk menyuntikkan power 12 volt dari CPU atau adaptor lainnya. Gambar lengkapnya bisa lihat di sini.
DISKUSI TENTANG ANTENA WAJAN
[08:25] :)
[08:28] * nixel waaaaaaaaaaaaasyuuuuuukwaaabehhhhh
[08:31] * [SpyBorG] has quit IRC (Quit: shutdown -h now )
[08:33] Akan lebih beruntung jika kalian bisa mendapatkan wajan yang agak “ceper” yang nilai c nya
cukup rendah, misal wajan untuk nggoreng martabak, kali ya. <– qe3
[08:34] gawe moco blog kok ngakak iki
[08:36] iyo bener kui, wal
[08:36] wajan mbocuk?
[08:50] qe3
[08:51] iki wajanku “kemlebon”
[08:51] pantes pointing e uangel
[08:57] qe3
[08:57] qe3
[08:57] wajancux
[08:58] sing apik ki tutup panci 18 inci, focal/D ketemu 1.0 lebih
[08:58] wedew
[08:59] qw3
[08:59] kalau pake antena yg berbentuk ember gimana mbah
[09:00] kayak antena yg di towernya indosat
[09:00] ^_^
[09:00] prinsipnya ya sama “wave guide”, karena indosat untuk gsm 900 mhz an ya kalengnya jadi sak ember
besarnya, qe3
[09:00] supaya focal point bisa dalam titik benar bisa tutup focal diganti dengan wave guide (cemung/kaleng)
[09:00] iku wis di coba entuk pirang kilo
[09:00] qe3
[09:00] walah bukan dicoba, sudah dipakai 2 tahuan, la saya turunkan agar bisa diphoto lagi
[09:01] max 2 km
[09:01] qe3
[09:01] makanya gambarnya ada bekas bekas dibongkar
[09:01] iyo wis lewcek keto e
[09:01] qe3
[09:01] qe3
[09:02] dulu waktu bikin gak terpikir akan nulis “pengalaman empiris” ini
[09:02] wes di perawani buat goreng iwak asin
[09:02] uwis
[09:02] hihihi
[09:02] mantav
[09:02] qe3
[09:03] banyak sekali, hampir semua antena populer dah bikin, cuman ya gak terpikir bahwa pengalaman
ini ada banyak manfa`atnya bagi orang lain, jadi ya nggak didokumentasi dengan baik
[09:03] iyo
[09:03] qe3
[09:04] aku wes coba wifi usb wae mbah
[09:04] pake antena grid
[09:04] iso 2 kilo
[09:04] kebanyakan sekarang kan belum teruji pemakaiannya oleh user, masih baru, kencling, gak tahu
dipakai apa belum, semua penulis ngomong udah dites berhasil, bagus, dan puas, gak ada yang ngomong gagal
[09:04] qe3
[09:04] la saya punya bukan diuji lagi, tapi sudah dipakai lantas diturunkan lagi diambil
gambarnya untuk memenuhi janji saya
[09:05] saya pernah ngomong “gagal” di milis asosiasi-warnet tahun lalu
[09:05] wah asik juga tuh kalau main foto foto
[09:05] artikel antena onno w purbo hellical di neotek ternyata design nya kurang “pass”
[09:05] pak d onno juga kopi paste dari londo, artikel itu diterjemahkan dalam banyak bahasa
[09:05] zzz
[09:06] setelah saya dapat “resep baru”, kegagalan itu saya perbaiki, dan hasilnya lebih bagus
[09:07] tengah hutan, jauh dari peradaban manusia, tapi dekat dengan peradaban binatang, qe3.
[09:07] http://www.dhegleng.or.id/WiFi/helix_brass_matching_section_good.jpg <== ini rahasinya,
yang pak d onno pernah tulis artikelnya itu hampir semua yang nyoba ngeluh ke saya, kok gak memuaskan hasilnya
[09:08] qe3
[09:08] antena helix itu sekitar 2005-2006 ngetrend didiskusikan
[09:09] saya juga pernah bilang gagal (frustasi) di milis [asosiasi-warnet] tahun lalu
[09:09] qe3
[09:10] enek foto bentuk wis dadine?
[09:10] la sayangnya tak terpikirkan waktu itu
[09:10] lah itu antena ne biasane di buat utk hotspot mbah
[09:11] http://www.mail-archive.com/asosiasi-warnet@yahoogroups.com/msg28790.html <== ini saya
pernah stress exksperimen artikelnya pak de onno di neotek, tapi setelah saya dapat coretan tangan tadi baru
berhasil wuzzz wuzzz
[09:12] jadi kesimpulan nya : teori dan praktek sama sama perlu dan saling mengisi
[09:12] kebanyakan yang seminar dan diskusi dan workshop lebih banyak teorinya, masalahnya lagi
gelombang radio itu nggak bisa dilihat mata, qe3, hanya dari alat alat saja kita tahu bentuknya.
dan yang berexperimen rata rata gak punya alat lengkap, misal osciloscope, pathern view, focal point tester,
dan lain lain
[09:13] buat alate mbah biar iso di liat
[09:13] qe3
[09:13] pake layar moni
[09:13] ya cuman diagram
[09:14] gunakan camera mbah
[09:14] qe3
[09:14] senadainya gelombang radio itu berwarna warni, waah enak banget, focal yang gak ngumpul (menyebar) bisa
dikumpulin dengan tunning agar betul betul “titik”
[09:14] ha ha
[09:14] titik api itu semakin kecil semakin bagus dan kuat, perfomance antenanya menjadi lebih baik
[09:15] kebanyakan setelah digunakan alat, rata rata focal point itu tidak focus tapi mengembang
misalnya mestinya titik itu diameternya 1 mm menjadi 2 cm sudah pasti kurang bagus
[09:16] iyo
[09:16] lihat “suryo konto” lensa yang untuk membakar kertas dari sinar matahari itu lho, prinsipnya
100% sama, semakin besar titiknya semakin susah kertasnya terbakar
[09:17] qe3
[09:17] :) )
[09:17] =))
[09:17] untuk mebuat titik api itu benar benar kecil maka kadang diperlukan design wave guide
[09:17] tak pikir roy suryo konto
[09:17] qe3
[09:17] hahahah
[09:17] o yen roy kui roy pinter dan keminter
[09:17] nah itu mbah
[09:18] cari titik nya agak repot aku mbah
[09:18] untuk menempatkan ujung plat tembaga nya nanti
[09:18] kalo rumusnya ya itu tadi d kwadrat per 16 c
[09:18] pake senter po yo
[09:18] cuman karena karakter wajan itu bukan bentuk parabola yang bagus titik apinya nyebar bukan ngumpul
[09:18] diameter / 16 c
[09:19] c ne kui opo mbah
[09:19] aku cukup kenyang (bukan kenyang banget) baca teori, mungkin sama dengan yang lain
[09:19] * twako- is now known as semoga`provide`
[09:19] xixixi
[09:19] qe3
[09:19] gyrie on June 2, 2007 10:41 pm Mas Cara Bikin Internet dr wajan Gmn YA?
[09:19] gyre: tinggal baca, tuh. dan emailnya sudah saya reply
[09:19] Kasih Tau YA?
[09:19] iki lagi nyoba model omni
[09:19] c = tinggi “silit kwali” ke “kuping” wajan tarik garis sejajar
[09:19] ouh
[09:19] trus di bagi 16
[09:20] utk diameternya
[09:20] :)
[09:20] mbok yo moco artikel neng dhegleng.or.id ben rodo paham (ndeso ne ketok aku, yo qe3)
[09:20] qe3
[09:20] wes
[09:20] aku wes coba
[09:20] diklik link lebih jelasnya
[09:21] kui mirip antena yg 21 db pake jaring kawat
[09:21] atau bookmarks klo kurang puas
[09:21] huwheuwheu
[09:21] sing penting kui loh cari titik nya
[09:21] kalau wajan kan beda beda ukurane
[09:22] tapi wajan mu itu bwesar tenan
[09:22] and bwerhat tenan
[09:22] qe3
[09:22] besi kabeh po
[09:22] kok kayak e iyo yo
[09:22] ora alumunium tuh gambare
[09:23] qe3
[09:23] sing sitik angel kui ngepas titik pemancar usb karo nggolek T ne, masalahe nek gon di pass
banget yo susah, ngepas pralon karo motong” e
[09:24] http://www.satsig.net/focal-length-parabolic-dish.htm
[09:24] makanya baca dibagian tunning, alenia belakang sendiri
[09:25] iyo
[09:25] digeser geser, tarik maju dan mundur sampai didapat sinyal yang paling kuat
[09:25] teori
[09:25] qe3
[09:25] beda nek praktek
[09:25] setelah didapat sinyal paling kuat kasih tanda spidol terus diikat lagi pakai rubber 3M
[09:26] iku caraku tunning, hasile yo lumayan untuk klas wajan tidak ideal
[09:26] sinya sinyal yang saya screenshoot ada yang menunjukkan hasil dari proses tunning
[09:27] yah biasane aku yo tarik ulur T nya itu yg di tengah buat cari titik empux nya
[09:27] qe3
[09:27] qe3 pantes kui kok usb di lakban qe3
[09:28] http://www.dhegleng.or.id/WiFi/antena_22cm_cemung_good.JPG <== contoh tunning, sinyal
sebelah kiri belum digeser geser sebelah kanan sudah digeser geser, ini yang penting pas tunning, bukan teorinya
[09:28] wah makasih mbah rumus nya dah di paste url nya
[09:28] qe3
[09:28] iso jadi duit kui mbaah
[09:28] xixixi
[09:29] harus dilakban, soalnya geser 0.5 inci aja pengarunya besar banget, ingat gelombang WiFi
itu cuman 12,5 cm panjang lamda nya
[09:29] hu uh sangat berpengaruh
[09:30] itung ajah klo freq 2,4 Gh panjang gelombangnya berapa ? geser sedikit saja dah besar
pengarunya (baca teori wave guide antena juga, bagus untuk pemahaman)
[09:30] aku dah coba wifi 3 merk
[09:30] sing apik cuma 1
[09:31] yg bisa di pasang antena eksternal
[09:31] kui sing apik
[09:31] lebih kuat dari sing biasane ora ono socket antena keluar
[09:31] intinya geser menggeser itu untuk menyesuaikan panjang gelombang yang masuk dengan
posisi adapter di dalam rumah focal
[09:31] iyo
[09:32] antenaku jelas untuk external, tahan hujan dan panas, soalnya messku atapnya seng semua, di
dalam mess sinyal gak bisa nembus seng (logam)
[09:32] kecuali saya taruh disamping jendela
[09:32] qe3
[09:33] saya bilang di milis [asosiasi-warnet] itu saya orang lapangan tulen gak ada waktu ntuk nulis nulis
artikel (tapi sudah pasti saya baca teori juga)
[09:34] qe3
[09:34] kalau tidak saya seakan akan orang buta meraba raba dalam praktek, enakan meraba (.)(.) qe3
[09:35] qe3
[09:35] coretan tangan yang saya dapat dari “londo katrok” itu juga gak ditulis di kantor, pasti
di lapangan, baru dikantor ditambahai ketikan, bukan ditambah print komputer, tahun 1998 lagi.
[09:35] qe3
[09:35] bagus kok mbah ketikan nya
[09:35] sangat bermanfaat
[09:35] mangkane saya kadang iseng jalan jalan liat isi web simbah
[09:36] lil, wan: nah diskuisi kek gini baik bagi kalian log, nanti klo ada masalah dengan kasus
sama tinggal liat untuk referensi
[09:36] mana tau ada yg unik
[09:36] hu uh bagus buat referensi
[09:37] mbah tau teknik pembuatan atau perhitungan membuat ground antena gak
[09:37] biasa kalau jaman intercom aku sebut arde
[09:37] ingat pepatah: teori tanpa praktek hanya untuk orang jenius saja, dan praktek tanpa
teori hanya untuk orang gila dan buta saja
[09:37] qe3
[09:37] he he
[09:37] * ulil orang buta yg suka meraba ( . ) ( . )
[09:37] iyo
[09:37] antena kembar
[09:38] harus seimbang, kalau tidak seimbang hanya untuk orang plin plan saja, berat sebelah, tidak
adil
[09:38] qe3
[09:38] doubledot
[09:39] sebetulnya kalian dah banyak yang register ngapa tidak tulis langsung aja ngeposting,
kan bebas gak dimoderatori, biar memancing duskusi
[09:39] mbah kalau buat anti petir apa harus kawat nya yg besar?
[09:39] disesuaikan
[09:39] ouh
[09:39] yeah yah ya ya
[09:39] sek mbah
[09:39] tak takon ning web mu wae
[09:40] ^_^ biar rame
[09:41] intinya bukan besarnya tapi nilai resistansi terhadap GND ya mendekati ke nol, gak mungkin nol mutlak
[09:42] la iya nanti kalo pas saya bukak terus kamu gak ada kan tetep bisa komunikasi
[09:42] itu ronaldho juga ngasih komen dia bilang dah berhasil nyoba 1, dia gagal karena pakai
kabel USB biasa
[09:43] mana ada yang ngomong penting: kabel USB biasa hanya 1,8 meter untuk V 2.0 maksimum empiris?
[09:43] qe3
[09:43] teorinya pakai kabel USB karena USB WiFi adapter, tapi jarang yang ngomong, cuman 1,8
meter maks
[09:46] wifi usb aku test 30 meter gagal
[09:46] 25 meter masih ok
[09:46] percaya gak percaya tanya pak leo
[09:46] qe3
[09:47] mwakane aku iso letakin di atas tower mbah
[09:47] mwantav
[09:47] main dalam kamar
[09:47] ya itu faktor lucky, nilai klalitas kabel, kalau untuk printer masih oke, kalau untuk
radio apalagi sinyalnya Low tidak stabil lagi, kamu akan tahu rasanya
[09:47] enak e lagi di kasih motor penggerak power window, itu kuat utk geser antena
[09:48] bisa wardriving 360drajat mantav
[09:48] qe3
[09:48] tracking signal
[09:48] iyo bener kui, ssin eh wal
[09:48] kalau teorinya dimixer dengan praktek akan lebih bagus
[09:49] aku pernah test muter 360 derajat dapat 80 titik AP
[09:49] seneng juga yah kalau hobby di praktek kan bisa wah hasil nya
[09:49] tapi sayang gak ku foto
[09:50] qe3
[09:50] ndak bisa jadi artis kayak simbah
[09:50] qe3
[09:50] tje tje te, soalnya status No Signal pakai USB kabel aktif masih dapat browsing, kalau USB
kabel biasa, berani taruhan 1 dolar dengan signal “No signal” gak akan bisa
[09:51] http://www.dhegleng.or.id/WiFi/image1008.JPG <== lihat ini “No Signal”, tapi masih lancar
bukak www.detik.com
[09:52] jadi orang pengalaman dan banyak baca teori lebih beruntung
[09:52] daripada orang banyak teori sedikit praktek
[09:52] hehehe
[09:53] kayaknya aku pernah ngalami seperti itu deh
[09:53] no signal kok masih iso konak
[09:53] nah tuh dia yg mantav
[09:53] qe3
[09:53] itu waktu aku test dikost teman ku depan kampus peternakan ugm
[09:54] wenak tenan dab, net gratis modal kaleng cemplungi usb dalam nya
[09:54] waktu aku kesana kabel mereka masih 1 meteran
[09:54] besok nya ku bawa kabel yg 25 meter
[09:54] qe3
[09:55] jingkrak jingkrak sambil tidur konak ke ugm dia main net nya
[09:55] pagi siang malam masih konak
[09:55] kasihan listrik nya gak mantav
[09:55] sering jeglex
[09:56] banyak yg konak semenjak tau bisa di cantol dari kostnya
[09:56] qe3
[09:57] USB biasa max 1,8 meter untuk USB V.2.0 dan max 4,8 meter untuk USB V.1, dengan USB Active
cable, bisa max 20 meter, 5 x 4 roll max, 1 roll panjangnya 5 meter).
[09:58] kabel opo kowe pake mbah
[09:58] qe3
[09:58] kabel utp juga toh
[09:58] aku pake yg belden
[09:59] USB Active lil
[09:59] kok utp
[09:59] aku gak pernah punya
[09:59] usb aktiv
[10:00] biasane aku cuma potong kabel usb wifi asli di bagi 2
[10:00] trus di panjangi sambungannya dengan kabel Lan itu
[10:00] qe3
[10:00] yo masih strong bro
[10:00] saya hanya pakai 2 roll, 10 meter agar bisa di atas seng mess saya (photo nya juga ada, ada keranya juga)
[10:01] kebetulan AP nya juga posisi LOS (Line Of Sight) jadi ya gak masalah
[10:02] kalau pakai kabel panjang biasa pilihlah yang “shielded”
[10:03] ada dibungkus luarnya kek kabel STP (STP beda dengan UTP, walau jumlah kabelnya sama)
[10:03] hu uh
[10:03] lebih mahal stp
[10:03] dan mantav
[10:03] iya
[10:03] 2 kalinya lebih harganya
[10:03] kalau kabelnya bening nampak itu pembungkusnya
[10:04] coba lihat url saya tadi “No Signal” status “Connected” dengan layar belakang detik.com
[10:04] usb Active Cable tuku ne ora ono di jogja mbah
[10:04] ndok mangga dua sak arat arat
[10:04] http://www.dhegleng.or.id/qe3/wp-content/uploads/2007/06/image_00019.jpg
[10:05] artinya, sebenarnya sinyal itu ada tapi kecil, saking kecilnya sampai tidak terdeteksi oleh
tool WiFi nya
[10:05] qe3
[10:06] tapi stabil, karena apa?, kestabilan dijamin oleh kabel aktif yang ada “amplifiernya”
[10:06] yah hu uh
[10:06] aku pengen buat dewe ora ono chipe
[10:06] qe3
[10:06] bongkar wae mbah
[10:06] gambar
[10:06] trus aku buat disini
[10:06] qe3
[10:06] ya yang penting prinsip teori teorinya jangan ditinggalkan
[10:06] aku gak pake usb adapter je
[10:07] jadi yah kacian deh
[10:07] 1. kwalitas kabel 2, jenis kabel, stp or utp, aktif or pasip, semuanya punya andil dalam
hasil experimen
[10:07] hu uh
[10:07] makin mahal makin hot hasil nya
[10:08] karna kualitas bahan yg mahal tadi
[10:08] kalau cuma utk ecek ecek sih pake yg murah gpp
[10:08] qe3
[10:08] harga anak kost gethooooooooo
[10:08] ^_^
[10:09] yup
[10:09] baca juga tulisan saya “tentu saja dengan alasan dan pertimbangan yang macam macam”, termasuk duit
[10:11] ada cara lain agar kabel USB biasa bisa lebih improve yaitu justru dipotong diganti dengan
kabel UTP karena teorinya kabel UTP memang untuk networking jadi lebih bagus kwalitasnya, kabel USB biasa adalah
untuk klas device, biasanya printer kamera de elel yang dekat komputer, makanya “bahan” nya tidak sebagus
kabel yang khusus untuk networking, misal utp cat 5, stp de el el. bahkan saya punya kabel Omron 100 meter 12 juta!
[10:13] untuk kabel data Industial otomation, dengan tingkat RTO (time out, cuman pinjam istilah) harus NOL
[10:13] qe3
Untuk lihat Gambar Proses pembuatan silahkan lihat di www.dhegleng.or.id

Wajan Bolic

CARA MEMBUAT ANTENA WAJAN / WAJAN BOLIC
Antena WajanBolic
Kenapa disebut WajanBolic?
· Wajan : penggorengan, alat dapur buat masak
· Bolic : parabolic
· WajanBolic : Antena parabolic yg dibuat dari wajan
Wajanbolic adalah teknologi antena murah-meriah untuk menangkap gelombang wireless 2,4 Ghz
Karena berasal dari wajan maka kesempurnaannya tidak sebanding dg antenna parabolic yg sesungguhnya.
Antena WajanBolic dengan Wifi USB Adapter dibuat dengan pertimbangan :
· Tidak perlu pekerjaan penyolderan kabel dan konektor
· Tidak ada pekerjaan modifikasi pada system RF sehingga tidak perlu khawatir dengan masalah SWR
· Tidak perlu bongkar casing PC dalam instalasinya seperti jika menggunakan Wifi PCI Adapter
· Tidak perlu power Supply external, karena power supply Wifi diambildari port USB PC Desktop
atau notebook sehingga memudahkan pada saat outdoor live test menggunakan notebook
· Operasional koneksi ke AP mudah
Beberapa kekurangan antenna WajanBolic :
· Karena berupa solid dish maka pengaruh angin cukup besar sehingga memerlukan mounting ke tower yang cukup kuat
· Untuk keperluan outdoor diperlukan USB Active Extension Cable beberapa segmen sehingga untuk panjang kabel
tertentu harga kabel menjadi lebih mahal dari Wifi USB
· Hub / switch digantikan dengan Access Point
· Pada Access Point perlu 1 (satu) IP address
BEBERAPA CONTOH APLIKASI
· Home to Office Networking
· RT/RW Net
· Wireless ISP (Home to Warnet)
kali ini saya akan mencoba menjelaskan Wifi wajan yang saya pakai. Akan saya mulai dari sedikit teori,
mempersiapkan bahan bahan, mempersiapkan alat alat kerja,mengerjakan bahan bahan,
dan merangkai serta melakukan pengukuran signal. Wajan sebenarnya bukan bentuk parabola yang ideal untuk antena WiFi,
tapi ya karena penyakit “ngeyel” para WiFi-er maka yang tidak idealpun “dipaksa” untuk “bisa” dimanfaatkan,
tentu saja dengan alasan dan pertimbangan yang macam macam. Maklumlah, membeli antena built-up ternyata cukup
mahal, apalagi yang di dalamnya sudah ada modul WiFi adapter nya, woow muwahuwalll buwangetss, cuk!. Oke, kita mulai ya.
“ef sama dengan de kuadrat per enam belas ce”, ditulis dalam formula satu baris f=(D*D)/(16*c).
Dimana f adalah panjang focal, jarak dari dasar wajan ke titik api wajan atau focal point, D adalah diameter wajan,
16 adalah angka konstanta dari formula itu, dan c adalah tinggi wajan jika wajan ditongkrongkan di atas kompor,
Kaitannya dengan wajan yang saya pakai, setelah saya ukur, nilai D=18 inci, nilai c= 4,5 inci. Mari kita masukkan
nilai nilai itu ke diperoleh nilai f=4,5 inci. Di depan sudah saya singgung bahwa, wajan adalah bukan bentuk parabola
yang ideal untuk antena WiFi, nilai f=4,5 inci terlalu “close”jika kita lihat hasil f/D ketemunya adalah 0,25,
Umumnya yang cukup baik f/D di atas 0.5. Akan lebih beruntung jika kalian bisa mendapatkan wajan yang agak “ceper” yang
nilai c nya cukup rendah, misal wajan untuk nggoreng martabak, kali ya.Harga panci dengan ukuran 18 inci lumayan mahal,
kalau cuman diambil tutupnya doang kan sayang pancinya. Ha ha ha. Meski demikian bukan berarti wajan tidak bisa dipakai,
justru wajan ini menjadi populer di mata para “ngeyel-er” dan menurut pengalaman empiris. Untuk lengkapnya jika mau tahu
banyak teori tentang radio dan antena,sodara sodara sekalian bisa ngira ngira icl itu termasuk jenis “species” macam apa, qe3.
Untuk urusan WiFi ada di bagian paling bawah, ya. Antena ini saya coba geber dengan Notebook Ben-Q Touchpad R31
saya fanatik abis dengan merk ini yang belum ada built-in WiFi adapter nya. huuuu……. ;b
CATATAN PENTING :
1. Parabola ideal focal nya berupa titik, wajan bukan parabola ideal, gelombang radio yang mantul ke arah focal berupa
lingkaran, bayangkan beda titik dan lingkaran. Jika antena internal USB WiFi Adpter ditaruh di tempat yang “berupa titik”
akan sangat kuat sinyalnya, jika ditaruh ditempat yang “berupa lingkaran” kurang kuat sinyalnya. Guna kaleng / PIPA adalah
mengumpulkan pantulan yang jatuh supaya “terperangkap” di dalamnya dan membentuk focal baru beberapa cm dari belakang
kaleng (tergantung parameter gelombang dan ukuran kaleng) yang tadinya berupa bentuk lingkaran menjdai berupa bentuk
mendekati bentuk titik . Mulut kaleng diletakkan di titik focal wajan.
2. Tidak boleh menaruh sembarangan USB WiFi Adapter maupun stick antena, ada rumus matematik yang sangat ketat, bahkan
tiga angka di belakang koma dalam satuam milimeter. Ini ilmiah, bukan aliran kerpercayaan, intinya bukan wajannya tapi rumus
dan teorinya dan diimplementasikan ke wajan. Lihat ini url mas. mungkin bisa membantu memahami.
http://www.saunalahti.fi/elepal/antenna2.html
http://kioan.users.uth.gr/wireless/cantenna/
Antenna Wireless Wajan Bolic ini hanya berjalan di frekwensi 2.4 Ghz
Fungsi dari Antenna Wireless Wajan Bolic ini adalah sebagai peralatan komunikasi Internet
di sisi Client (CPE = Customer Premises Equipment) yg murah meriah.
Dalam penggunannya Antenna Wireless Wajan Bolic ini harus di arah kan ke Access Point (AP).
Biasanya yg memiliki peralatan Access Point (AP) adalah penyelengara jasa koneksi internet seperti:
WISP (Wireless Internet Service Provider) atau
RTRWNet (Wireless Internet di lingkungan RT/RW sekitar tempat tinggal anda) atau
HOTSPOT di Kampus, Mall, Sekolah, Bandara dll.
Ingat sebelum anda membeli perangkat Antenna Wireless Wajan Bolic ini,
pastikan di tempat anda harus sudah ada penyelengara jasa koneksi internet (WISP/RTRWnet/HOTSPOT).
Dan dengan Antenna Wireless Wajan Bolic ini
“TIDAK MENJAMIN ANDA DAPAT MENIKMATI KONEKSI INTERNET SECARA GRATIS!”.
Jadi anda harus mengeluarkan biaya extra untuk dapat ber Internet dengan Antenna Wireless Wajan Bolic ini.
Biaya Internet sangat bervariasi tergantung dari penyelengara jasa koneksi internet seperti tersebut di atas.
Kisaran biaya internet adalah antara Rp. 150.000,- s/d Rp. 350.000,- per bulan.
Untuk mencari informasi apakah di tempat anda sudah terdapat WISP atau RTRWNet,
silahkan tengok URL ini http://forum.rtrw.net/viewforum.php?f=8
USB Wireless Mek TP-Link TL-WN321G dengan menggunakan Kabel USB Extender Panjang 15 Meter
Hanya dapat berjalan dengan baik di USB Port ver 1.0.
Jika komputer atau notebook anda hanya memiliki USB Port ver 2.0,
Rubah lah segera ke USB Port ver 1.0 dengan salah satu cara sbb :
Cara ke 1
Rubah Setting BIOS Komputer dari USB version 2.0 ke 1.1 atau ke 1.0
Jika di BIOS Komputer tidak ada fasilitas tersebut,
Gunakan cara ke 2:
Di Windows XP/2000/ME
Klik START – SETTINGS – CONTROL PANEL
Lalu pilih SYSTEM – HARDWARE – DEVICE MANAGER
Terus DISABLE “USB enhanced host controller”
Ada beberapa pemahaman yang keliru. Banyak yang menganggap bahwa setelah berhasil menangkap sinyal dengan bagus langsung
mengharap bisa dapat koneksi internet. Tidak ada kaitan langsung Open system (unsecured) dengan “anda diperbolehkan apa
tidak diperbolehkan koneksi dengan AP tersebut” (walau dapat sinyal gede). Yang pertama urusan enkripsi dan kasus yang
kedua urusan “diijinkan atau tidak (kecuali AP itu punya anda sendiri)”. Ada beberapa intsitusi yang menyediakan
AP / hotspot gratis, tinggal setting dhcp dah langsung begitu dapat sinyal bisa akses internet, tapi yang kebanyakan AP
itu tidak gratis, nah kasus anda mungkin yang terakhir ini.
Kasus-kasus Koneksi by WajanBolic :
1. jika anda mendapat sinyal cukup bagus dari AP dan gratis, anda bisa konek internet dari situ.
2. jika anda mendapat sinyal cukup bagus dari AP dan tidak gratis, anda cuman bisa menerima sinyalnya doang, gak bisa akses
internet.
3. jika anda dapat sinyal cukup bagus dari AP yang tidak gratis, dan anda punya kemampuan hacking wireless network,
anda “mungkin bisa” akses internet dari AP tersebut.
4. jadi jawaban dari pertanyaan anda adalah “meibiyes or meibino”, mungkin bisa, mungkin tidak, qe3.
ALAT & BAHAN
Berikut Anggaran, Alat dan Bahan yang diperlukan untuk eksperimen ini
Anggaran Biaya :
Daftar Biaya Pengeluaran Bahan percobaan :
1. 1 buah usb LAN WiFi Adapter TL-WN322G RP.190.000
2. Kabel USB Active extension (8 Meter) Rp. 90.000  > 5m + 3m = 8m
* Jika : - memakai Kabel UTP Belden(10 meter) Rp. 30.000 > @Rp.3000
- Port USB (male & female) RP. 10.000 >
3. Alumunium Foil 1 lembar Rp. 5.000
4. Paralon PVC 2,5 inch 20 cm Rp. 5.000
5. Socket Ulir Jantan + betina Rp. 6.000
6. Dop Paralon PVC 2,5 inch 2 Bh Rp. 8.000
7. Wajan penggorengan diameter 36 cm Rp. 35.000
8. Double tape Rp. 4.000
9. paralon 1 inch 50 cm Rp. 10.000
10.Socket L 1 bh Rp. 3.000
11.Pilox Rp. 15.000
12.Lem Paralon PVC Rp. 8.000
13.Power Glue Rp. 3.000
14.Ampelas 1 lbr Rp. 2.000
15.solatip hitam kecil 1 bh Rp. 3.000
__________+
Rp.422.000 dengan USB Eks = Rp. 362.000
USB Biasa = Rp. 332.000
NB :
#Jika memakai USB Active Eks:
Keuntungan :  a) tidak terlalu rumit dalam perakitan (kombinasi kabel)
b) kemungkinan power loss sedikit sekali
c) Arus diperkuat dari port USB ke USB adapter WiFi
d) Persentase keberhasilan 80%
kerugian : a) terbilang mahal
b) jarang ditemukan (ada di BEC & Mangga 2)
#Jika memakai kabel UTP :
Keuntungan :  a) Harga Ekonomis banget
b) mudah ditemukan
Kerugian : a) sering terjadi Power Loss (USB sering sulit di detect)
NB : USB Adapter memerlukan arus tinggi dari Port USB & transfer data kabel UTP + kabel USB biasa lambat
b) perlu penyambungan kabel dari kabel USB ke UTP
c) persentase keberhasilan 50%
d) terkadang perlunya menset usb 2.0 menjadi usb 1.0 untuk sinkronisasi
A. ALAT ALAT KERJA
1. Gergaji besi
Untuk menggergaji pralon sesuai bentuk yang diinginkan dan menggergaji “kuping” wajan kiri kanan;
2. Lem pralon
Untuk nyampung nyambung pralon sesuai bentuk yang diinginkan;
3. Bor
Untuk melubangi wajan, 1 inci tepat di tengah wajan, dan 3/8 inci di samping samping agar kalau kena angin bisa kuat
(hanya option saja) dan enggak “menthul menthul”;
4. Isolasi 3M
Yang kayak karet warna item itu, lho. Secukupnya aja, untuk ngiket USB WiFi Adapter di paralon, juga untuk mengikat atau
mlester lainnya, misalnya mlester sambungan 2 USB Active extention Cable agar enggak kena air, USB WiFi dan lain lain;
5. Tang, obeng, kunci inggris, penggaris dan lain lain
Untuk ngukur ngukur, ngencengin socket ulir pralon tepat di tengah tengah wajan, dan bagian bagian lainnya;
6. Kalau ada solder plastik
Kalau ada, seh pasti lebih afdol coba dech… ;b
B. BAHAN BAHAN
1. D-Link DWL-G122
Hight Speed Wireless USB Adapter (lihat pic 01). Saya pilih ini karena AP/Bridge di tempat saya adalah D-Link DWL-2100AP,
support DHCP, bisa AP, bisa bridge, bisa P2P dan P2MP, bisa repeater, securitynya juga basgus basnget, dan yang gak kalah
pentingnya lagi, setingnya via web based, jadi huwenak tenan kayak pas hari panas banget minum es degan, nyes nyes gitu.
2. Wajan Penggorengan
Baiknya aluminium, kalo gak ada ya seadanya yang dijual di pasar pasar, ukuran 18 inci, sekitar 457,2 mm
(lihat pic 02, nantinya peganganya dipotong biar simetris banget, lihat pic 26);
3. USB Active Extention Cable
Panjangnya 5 meter per roll. Ingat, ini jenis active extention cable, ada chip nya di salah satu ujungnya, butuh power
supply yang diambilkan dari USB port (lihat pic 19, jangan pakai kabel USB biasa, dijamin “gagal”, kabel USB biasa max 1,8
meter untuk USB V.2.0 dan max 4,8 meter untuk USB V.1, dengan USB Active cable, bisa max 20 meter, 5 x 4 roll max, 1 roll panjangnya 5 meter).
4. Clamp
Untuk nongkrongin antena di pipa (lihat pic 18);
5. Pralon 3,5 inci pan
CARA KERJA
1. Menyiapkan USB WiFi Adapter
Sebelumnya kita bentuk dulu pralon sedemikian rupa menjadi seperti gambar, sisakan kira kira 1 inci di bagian bawahnya,
jangan dibelah habis.buka tutup konektornya, bagian bawah akan nampak port USB 2.0. Bagian ini akan
dimasukkan ke pralon 3/4 inci yang panjangnya 3 inci. Setelah dimasukkan ke pralon, ikat dengan plester 3M
(yang item item itu lho). Setelah diikat dengan plester 3 M, bentuknya akan seperti pada pic 08. Untuk meyakinkan semuanya
benar kita coba sambungkan dengan USB Active Extention Cable (pic 19).Sampai di sini persiapan untuk USB WiFi Adapter sudah ok.
2. Menyiapkan Wajan
Kita akan mempersiapkan wajan. Setelah wajan dipotong pegangannya (kupingnya), dibor tengahnya selebar 1 inci, dan
lobang lobang kecil kecil di sekitarnya, Lobang lobang kecil disekitarnya hanya option
untuk mengurangi tekanan angin, agar tidak menthul menthul ketika kena angin kuat.Oke sampai di sini tahap mempersiapkan wajan selesai.
3. Menyiapkan Bagian Focal dan dudukan
Focal adalah bagian di depan wajan, namun karena bagian ini manyatu dengan bagian dibelakang wajan sebagai dudukan nantinya,
maka kita akan persiapkan sekaligus. Kita ambil socket ulir jantan 1 inci.
Kita gergaji melintang kira kira 0,5 cm untuk melewatkan kabel,Sekarang kita ambil socket biasa 3/4 inci yang 2 biji dan
pralon 3/4 inci yang 2 biji juga, Dengan lem pralon kita sambung bagian bagian itu.
Oke sekarang kita tes bagian bagian itu untuk disambungkan satu sama lain untuk meyakinkan nantinya akan benar benar pas.
Ujung konektor USB Cable Extention yang ada chip sudah tersambung ke USB WiFi Adapter, ujung kabel lainnya kita masukkan
ke socket jantan, terus masuk ke socket betina yang sudah tersambung ke bagian belakang wajan (wajannya belum dipasang,
baru tes nyambung dulu). Jika semuanya oke, kita lepas lagi bagian depan wajan dan bagian belakang wajan. Langkah selanjutnya
kita akan menyiapkan rumah focal. bagian yang akan melindungi USB WiFi Adapter dan USB Active Extention Cable dari panas dan
hujan. Karena apa, karena Antena wajan boliscuk ini didesign untuk pemakain outdoor walau pakai USB WiFi Adapter.
Oke sekarang kita ambil pralon paling gede, 3,5 inci dan panjang 6 inci warna putih, serta 2 penutupnya warna hijau.
Simple saja kita hanya perlu melubangi bagian yang di alas wajan sebesar 1 inci, dimana socket ulir jantan harus bisa masuk
dengan pas.Jangan dilem dulu, ngelem nya nanti terakhir.
4. Menyiapkan perkabelan
Pada langkah ini semua bagian sudah disiapkan tinggal merangkai saja. Ambil bagian pralon untuk rumah focal dan socket ulir
jantan yang sudah siap. Masukkan socket ulir jantan ke dalam tutup pralon yang sudah dilubangi.
Bagian yang ada ulir (drat) masukkan ke dalam lubang sumbu wajan.Sekarang dibalik wajannya, akan nampak di bagian belakang wajan.
Kita sambungkan bagian socket ulir (drat) yang sudah disiapkan pada item 3, keraskan dengan kunci inggris dan tang.
Setelah itu masukkan USB Active Cable Extention bagian ujung yang tidak
ada chip nya ke lobang focal bagian depan wajan, lihat pic 38, kemudian tarik pelan pelan ujung kabel.
USB WiFi Adapter akan masuk pas pada dudukannya yang tadi sudah disiapkan.
dan akhirnya ditutup pralonnya. Kabel yang menuju laptop akan keluar dari bagian belakang wajan nampak
dan pipa belakang menunjukkan bagian yang berfungsi sebagai dudukan antena, sekaligus kabel melaluinya dan sudah dipasangi clamp.
Nah, perakitan sudah selesai Antena Wajan Mbolikcukdus siap ditest, qe3. oleeeee… ;b
5. Pengukuran
Arahkan antena ke tempat AP atau Bridge yang akan ditangkap sinyalnya, harus LOS, artinya Line Of Sight, antara antena dan
AP tidak boleh ada benda yang merintanginya. saya gunakan tool WiFi dengan Network Stumbler 4.0. Hasilnya dalam jarak 2 km
lumayan bagus, antena di luar jendela.Wes sik cuk kuwesel,Iso sokor gak iso yo kokor kokor (kata cahcephoe), qe3.
D. Lain lain yang perlu
1. Grounding
Apabila antena dipasang untuk outdoor dan menggunakan pipa tiang besi, yakinkan bahwa pipa diground dengan baik terhadap
tanah. Oleh karena designnya bergaya “pralonisme”, maka bodi wajan tidak konek langsung ke ground, jadi ambil kabel ground
secukupnya ikat dengan baut dari bagian belakang wajan ke clamp, keraskan.
2. Tuning focal point
Untuk mengetahui titik focal point dengan tepat dan mudah ya nggap saja antena internal USB WiFi Adapter adalah di bagian
LED yang menyala. Untuk mencari ketepatannya, pada waktu pengukuran sinyal digeser geser maju mundur sampai dapat
penerimaan yang paling besar sinyal di network stumbler nampak, tandai dengan spdol di bawah focalnya, jika sudah ikat
dengan 3M biar tidak bergeser geser lagi. Spon spon yang nampak di pic 02 untuk mengganjal dan menjamin posisi USB WiFi
Adapter mantap di titiknya.
3. Pemilihan bahan pralon.
Pralon yang baik dan berkwalitas akan mudah ditembus pancaran gelombang WiFi, redamnannya sangat kecil. Kalau resepnya
Mbah Onno W Purbo, katanya, jika dimasukkan ke oven electric kita beberapa menit, pralon itu tidak akan panas, anget anget
saja boleh lah, qe3.
4. Tuning dan pengukuran
Jangan berganti ganti posisi dan arah, dan jangan berganti AP yang dituju pada waktu tunning, ini untuk menjamin bahwa
pengukuruan dan tunning valid, artinya perubahan perubahan hasil pengukuran bukan karena perubahan posisi dan arah antena,
tetapi karena focal point yang digeser geser, setelah semua proses tuning dan pengukuran selesai, boleh cari posisi akhir
yang paling tepat. Selamat mencoba dan jangan mudah menyerah, hare gene gampang nyerah, huuuuu kunooooo, qe3.
Langkah kerja setelah perakitan
a.Pengetesan antenna :
1. Install driver
2. USB Wifi tidak terpasang ke port USB Notebook/PC
3. Masukkan CD driver dan ikuti langkah-langkah instalasi sampai selesai
4. Hubungkan kabel USB Wifi ke port USB Notebook melalui kabel USB
5. Jika USB Wifi sudah terdeteksi berarti instalasi berhasil
b.Test koneksi ke Remote Ap
1. Lakukan scan AP
2. Mencoba konek ke AP yang berhasil di scan
3. Mengamati Signal Strength dan Link Quality
4. Menset IP USB Wifi sesuai dengan IP-nya AP
5. Mencoba test ping ke AP
6. Mengamati hasil tes ping
c.Test Ping vs Channel AP
1. Men-set AP pada channel 1 (IP Address tetap)
2. Melakukan scan dan konek pada Wifi USB ke AP channel 1
3. Melakukan test ping ke AP dan mengamati hasilnya
4. Mengulangi langkah 1 s/d 3 untuk AP dengan channel 6 dan 11
5. Membandingkan hasil test ping untuk ketiga channel
d.Pengkukuran signal strength menggunakan Netstumbler
1. Aktifkan program Netstumbler
2. Pilih AP yang di-detect
3. Amati level sinyal (…. dBm) pada tampilan Netstumbler
4. Ulangi langkah di atas menggunakan USB Wifi yang tidak terpasang pada
antenna WajanBolic
5. Bandingkan hasilnya
2
Masih sekitar antena wajan. Experimen hari ini yang menjawab 4 hal, power loss, data loss, pozenk loss, dan money loss.
Para “WiFi-er” “ngeyel-er” yang membikin antena wajan maupun kaleng susu mash banyak yang menyampaikan masalah. Kalau dirangkum dan disimpulkan masalahnya bisa dikategorikan dalam 4 hal, yang semuanya diakibatkan oleh sebuah keinginian “memperpanjang kabel USB agar bisa dinaikkan ke atas atap atau tiang agar mendapatkan posisi LOS”. Ada baiknya kita lihat dokumen pintar ini dulu, yo ndes, qe3.
1. Power loss
Power di dalam port USB tidak didesign untuk kabel panjang, selain itu juga arus nya terbatas. Ketika jancuk-er WiFi memperpanjang kabel sampai puluhan meter, maka resiko power loss akan dihadapi, apalagi juga USB WiFi device mengkonsumsi arus yang cukup besar. Jika ini terjadi, USB WiFi adapter tidak akan terdeteksi oleh sistem, bahkan pada OS tertentu akan ada notice “low power”.
2. Data loss
Di dalam literatur lain disebutkan bahwa USB V 1.0 speed nya 1,5 Mbps (low speed), USB V 1.1 speed nya 12 Mbps (full speed), dan USB V 2.0 speednya 480 Mbps (high speed, “tikel patangpuluhe persi siji, ndes, qe3″). Signal data di dalam USB ditransmisikan melalui kabel dengan label D+ dan D-. Normal, signalnya adalah 0.0 s/d 0.3 volt untuk bit low (bit “0″), dan 2.8 s/d 3.6 volt untuk bit high (bit “1″). Kabel yang terlalu panjang yang melanggar “Undang Undang Perkabelan USB” akan membuat signal data tidak jalan semestinya, misal 3 volt drop jadi 2 volt. chip di dalam USB device tidak bekerja benar. Kalau di Windows umumnya ada pesan “USB device not recognized” klo diterjemahkan bahasa surobayan artinya “kabelmu kedawan, cuk”, qe3.
3. Pusing aka pozenk loss
Di dalam UU perkabelan USB juga disebutkan bahwa memperpanjang kabel USB lebih dari 5 meter harus pakai USB active extention cable atau USB active repeater cable. Masalahnya benda ini tidak di setiap kota ada, susah nyarinya. Bahkan ada yang bingung beli dimana, pesan dimana. Akhirnya pusing aka pozenk. Frustrasi, qe3.
4. Money loss
USB Active Extention cable atau USB Active repeater cable ternyata harganya tidak cukup murah. Berkisar antara Rp 100 ribu s/d Rp 150 ribu. Sudah ratusan ribu susah nyari lagi. Jika kita bisa memperpanjang kabel USB sampai lebih dari 10 meter (yang penting bisa naik di atas atap dan Line Of Sight, maka akan lebih menghemat pengeluaran uang, jarene londo katrok “Poor Man`s WiFi“, qe3. Poor man harus irit, yo ra cuk!?
HASIL EKSPERIMEN HARI INI
Dalam eksperimen ini saya dibantu sepenuhnya dengan staff saya, terutama Kadri (Irdak), karena mata saya sudah susah melihat benda yang ukurannya di bawah 1 mm, urusan nyolder, ndes, qe3. Saya lihat barang apa yang ada dan bekas. Saya suruh potong kabel RJ-45 10 meter, eh lebih, yah tanggung gak usah dipotong ajah, jadi kabel RJ-45 12 meter. Diilhami juga konsep POE untuk kabel UTP, yah karena USB butuh poer 5 volt, kita cari IC regulator 5 volt, dapat seri 7805 1 biji, dengan current max 1000 mA, cukuplah. Nah 7805 akan mengatasi masalah Power Loss. Di dalam UU Perkabelan USB ada disebutkan “jika memakai kabel CAT-5″ dan “repeater” signal data di kabel akan lebih jauh sampai 50 meter. Saya juga melihat kata “electromagnetic noise”, jadi saya pikir tidak berlebihan jika saya memutuskan untuk 12 meter UTP cat-5 serta D+ dan D- dalam satu kabel plintiran di UTP CAT-5, tanpa USB Active Extention Cable ataupun Repeater Active. Kita pilih USB Adapter yang chpsetnya Zydas ZC1211 atau chipset Zydas ZD1211 (antara lain dipakai oleh PROLINK USB Adapter), yang kononnya inputnya cukup sensitif terhadap signal, dan konsumsi powernya cukup rendah, dan ukurannya sangat mungil (hanya sebesar jari). Antena nya tetap, pakai wajan atau kaleng susu.
CARA MERANGKAINYA
Kabel UTP RJ-45 12 meter kupas bagian luarnya di kedua ujungnya, sekitar 5 cm. Selain kabel orange, coklat, hijau dan hijau setrip, buang semuanya. Hijau dan hijau setrip adalah kabel dalam satu pilinan/plintiran. Kabel bawaan USB adapter potong, ambil konektornya saja, sisakan sekitar 10 cm dari konektor. Kupas kedua duanya sehingga nampak kabel warna merah, hijau, putih, dan coklat.
Di bagian atas, kabel coklat disambung ke hitam, kabel hijau disambung ke hijau, kabel hijau setrip disambung ke putih, dan kabel orange disambung ke Vin IC 7805 (kaki paling kiri), Vout 7805 (kaki paling kanan) disambung ke kabel merah, ground 7805 (kaki tengan) disambung ke kabel hitam. Ada baiknya juga antara Vout 7805 dan V- (kabel hitam) dikasih elco (electrolit condensator) 100uF/12V. 7805 dikasih pendingin, banyak dijual di toko. Kalau sudah disolder mantap, masukkan kotak plastik yah sebesar bungkus rokok, diikat kuat dan dicor misalnya dengan solder plastik. Akhirnya yang nampak bagian atasa adalah seperti gambar, dengan konektor USB “wedok” keluar dari kotaknya.
Di bagian bawah. Kabel RJ-45 coklat disambung ke hitam, hijau ke hijau, hijau setrip ke putih, dan orange tidak disambungkan, biarkan keluar dari jalur sambungan. Ambil kabel sekitar 10 cm, ujung satunya disambung ke kabel hitam, ujung lainnya biarkan keluar dari jalur sambungan, bersama sama dengan kabel orange, jadi ada 2 kabel yang nantinya keluar dari kabel sambungan. Kabel inilah yang nantinya untuk menyuntikkan power 12 volt dari CPU atau adaptor lainnya. Gambar lengkapnya bisa lihat di sini.
DISKUSI TENTANG ANTENA WAJAN
[08:25] :)
[08:28] * nixel waaaaaaaaaaaaasyuuuuuukwaaabehhhhh
[08:31] * [SpyBorG] has quit IRC (Quit: shutdown -h now )
[08:33] Akan lebih beruntung jika kalian bisa mendapatkan wajan yang agak “ceper” yang nilai c nya
cukup rendah, misal wajan untuk nggoreng martabak, kali ya. <– qe3
[08:34] gawe moco blog kok ngakak iki
[08:36] iyo bener kui, wal
[08:36] wajan mbocuk?
[08:50] qe3
[08:51] iki wajanku “kemlebon”
[08:51] pantes pointing e uangel
[08:57] qe3
[08:57] qe3
[08:57] wajancux
[08:58] sing apik ki tutup panci 18 inci, focal/D ketemu 1.0 lebih
[08:58] wedew
[08:59] qw3
[08:59] kalau pake antena yg berbentuk ember gimana mbah
[09:00] kayak antena yg di towernya indosat
[09:00] ^_^
[09:00] prinsipnya ya sama “wave guide”, karena indosat untuk gsm 900 mhz an ya kalengnya jadi sak ember
besarnya, qe3
[09:00] supaya focal point bisa dalam titik benar bisa tutup focal diganti dengan wave guide (cemung/kaleng)
[09:00] iku wis di coba entuk pirang kilo
[09:00] qe3
[09:00] walah bukan dicoba, sudah dipakai 2 tahuan, la saya turunkan agar bisa diphoto lagi
[09:01] max 2 km
[09:01] qe3
[09:01] makanya gambarnya ada bekas bekas dibongkar
[09:01] iyo wis lewcek keto e
[09:01] qe3
[09:01] qe3
[09:02] dulu waktu bikin gak terpikir akan nulis “pengalaman empiris” ini
[09:02] wes di perawani buat goreng iwak asin
[09:02] uwis
[09:02] hihihi
[09:02] mantav
[09:02] qe3
[09:03] banyak sekali, hampir semua antena populer dah bikin, cuman ya gak terpikir bahwa pengalaman
ini ada banyak manfa`atnya bagi orang lain, jadi ya nggak didokumentasi dengan baik
[09:03] iyo
[09:03] qe3
[09:04] aku wes coba wifi usb wae mbah
[09:04] pake antena grid
[09:04] iso 2 kilo
[09:04] kebanyakan sekarang kan belum teruji pemakaiannya oleh user, masih baru, kencling, gak tahu
dipakai apa belum, semua penulis ngomong udah dites berhasil, bagus, dan puas, gak ada yang ngomong gagal
[09:04] qe3
[09:04] la saya punya bukan diuji lagi, tapi sudah dipakai lantas diturunkan lagi diambil
gambarnya untuk memenuhi janji saya
[09:05] saya pernah ngomong “gagal” di milis asosiasi-warnet tahun lalu
[09:05] wah asik juga tuh kalau main foto foto
[09:05] artikel antena onno w purbo hellical di neotek ternyata design nya kurang “pass”
[09:05] pak d onno juga kopi paste dari londo, artikel itu diterjemahkan dalam banyak bahasa
[09:05] zzz
[09:06] setelah saya dapat “resep baru”, kegagalan itu saya perbaiki, dan hasilnya lebih bagus
[09:07] tengah hutan, jauh dari peradaban manusia, tapi dekat dengan peradaban binatang, qe3.
[09:07] http://www.dhegleng.or.id/WiFi/helix_brass_matching_section_good.jpg <== ini rahasinya,
yang pak d onno pernah tulis artikelnya itu hampir semua yang nyoba ngeluh ke saya, kok gak memuaskan hasilnya
[09:08] qe3
[09:08] antena helix itu sekitar 2005-2006 ngetrend didiskusikan
[09:09] saya juga pernah bilang gagal (frustasi) di milis [asosiasi-warnet] tahun lalu
[09:09] qe3
[09:10] enek foto bentuk wis dadine?
[09:10] la sayangnya tak terpikirkan waktu itu
[09:10] lah itu antena ne biasane di buat utk hotspot mbah
[09:11] http://www.mail-archive.com/asosiasi-warnet@yahoogroups.com/msg28790.html <== ini saya
pernah stress exksperimen artikelnya pak de onno di neotek, tapi setelah saya dapat coretan tangan tadi baru
berhasil wuzzz wuzzz
[09:12] jadi kesimpulan nya : teori dan praktek sama sama perlu dan saling mengisi
[09:12] kebanyakan yang seminar dan diskusi dan workshop lebih banyak teorinya, masalahnya lagi
gelombang radio itu nggak bisa dilihat mata, qe3, hanya dari alat alat saja kita tahu bentuknya.
dan yang berexperimen rata rata gak punya alat lengkap, misal osciloscope, pathern view, focal point tester,
dan lain lain
[09:13] buat alate mbah biar iso di liat
[09:13] qe3
[09:13] pake layar moni
[09:13] ya cuman diagram
[09:14] gunakan camera mbah
[09:14] qe3
[09:14] senadainya gelombang radio itu berwarna warni, waah enak banget, focal yang gak ngumpul (menyebar) bisa
dikumpulin dengan tunning agar betul betul “titik”
[09:14] ha ha
[09:14] titik api itu semakin kecil semakin bagus dan kuat, perfomance antenanya menjadi lebih baik
[09:15] kebanyakan setelah digunakan alat, rata rata focal point itu tidak focus tapi mengembang
misalnya mestinya titik itu diameternya 1 mm menjadi 2 cm sudah pasti kurang bagus
[09:16] iyo
[09:16] lihat “suryo konto” lensa yang untuk membakar kertas dari sinar matahari itu lho, prinsipnya
100% sama, semakin besar titiknya semakin susah kertasnya terbakar
[09:17] qe3
[09:17] :) )
[09:17] =))
[09:17] untuk mebuat titik api itu benar benar kecil maka kadang diperlukan design wave guide
[09:17] tak pikir roy suryo konto
[09:17] qe3
[09:17] hahahah
[09:17] o yen roy kui roy pinter dan keminter
[09:17] nah itu mbah
[09:18] cari titik nya agak repot aku mbah
[09:18] untuk menempatkan ujung plat tembaga nya nanti
[09:18] kalo rumusnya ya itu tadi d kwadrat per 16 c
[09:18] pake senter po yo
[09:18] cuman karena karakter wajan itu bukan bentuk parabola yang bagus titik apinya nyebar bukan ngumpul
[09:18] diameter / 16 c
[09:19] c ne kui opo mbah
[09:19] aku cukup kenyang (bukan kenyang banget) baca teori, mungkin sama dengan yang lain
[09:19] * twako- is now known as semoga`provide`
[09:19] xixixi
[09:19] qe3
[09:19] gyrie on June 2, 2007 10:41 pm Mas Cara Bikin Internet dr wajan Gmn YA?
[09:19] gyre: tinggal baca, tuh. dan emailnya sudah saya reply
[09:19] Kasih Tau YA?
[09:19] iki lagi nyoba model omni
[09:19] c = tinggi “silit kwali” ke “kuping” wajan tarik garis sejajar
[09:19] ouh
[09:19] trus di bagi 16
[09:20] utk diameternya
[09:20] :)
[09:20] mbok yo moco artikel neng dhegleng.or.id ben rodo paham (ndeso ne ketok aku, yo qe3)
[09:20] qe3
[09:20] wes
[09:20] aku wes coba
[09:20] diklik link lebih jelasnya
[09:21] kui mirip antena yg 21 db pake jaring kawat
[09:21] atau bookmarks klo kurang puas
[09:21] huwheuwheu
[09:21] sing penting kui loh cari titik nya
[09:21] kalau wajan kan beda beda ukurane
[09:22] tapi wajan mu itu bwesar tenan
[09:22] and bwerhat tenan
[09:22] qe3
[09:22] besi kabeh po
[09:22] kok kayak e iyo yo
[09:22] ora alumunium tuh gambare
[09:23] qe3
[09:23] sing sitik angel kui ngepas titik pemancar usb karo nggolek T ne, masalahe nek gon di pass
banget yo susah, ngepas pralon karo motong” e
[09:24] http://www.satsig.net/focal-length-parabolic-dish.htm
[09:24] makanya baca dibagian tunning, alenia belakang sendiri
[09:25] iyo
[09:25] digeser geser, tarik maju dan mundur sampai didapat sinyal yang paling kuat
[09:25] teori
[09:25] qe3
[09:25] beda nek praktek
[09:25] setelah didapat sinyal paling kuat kasih tanda spidol terus diikat lagi pakai rubber 3M
[09:26] iku caraku tunning, hasile yo lumayan untuk klas wajan tidak ideal
[09:26] sinya sinyal yang saya screenshoot ada yang menunjukkan hasil dari proses tunning
[09:27] yah biasane aku yo tarik ulur T nya itu yg di tengah buat cari titik empux nya
[09:27] qe3
[09:27] qe3 pantes kui kok usb di lakban qe3
[09:28] http://www.dhegleng.or.id/WiFi/antena_22cm_cemung_good.JPG <== contoh tunning, sinyal
sebelah kiri belum digeser geser sebelah kanan sudah digeser geser, ini yang penting pas tunning, bukan teorinya
[09:28] wah makasih mbah rumus nya dah di paste url nya
[09:28] qe3
[09:28] iso jadi duit kui mbaah
[09:28] xixixi
[09:29] harus dilakban, soalnya geser 0.5 inci aja pengarunya besar banget, ingat gelombang WiFi
itu cuman 12,5 cm panjang lamda nya
[09:29] hu uh sangat berpengaruh
[09:30] itung ajah klo freq 2,4 Gh panjang gelombangnya berapa ? geser sedikit saja dah besar
pengarunya (baca teori wave guide antena juga, bagus untuk pemahaman)
[09:30] aku dah coba wifi 3 merk
[09:30] sing apik cuma 1
[09:31] yg bisa di pasang antena eksternal
[09:31] kui sing apik
[09:31] lebih kuat dari sing biasane ora ono socket antena keluar
[09:31] intinya geser menggeser itu untuk menyesuaikan panjang gelombang yang masuk dengan
posisi adapter di dalam rumah focal
[09:31] iyo
[09:32] antenaku jelas untuk external, tahan hujan dan panas, soalnya messku atapnya seng semua, di
dalam mess sinyal gak bisa nembus seng (logam)
[09:32] kecuali saya taruh disamping jendela
[09:32] qe3
[09:33] saya bilang di milis [asosiasi-warnet] itu saya orang lapangan tulen gak ada waktu ntuk nulis nulis
artikel (tapi sudah pasti saya baca teori juga)
[09:34] qe3
[09:34] kalau tidak saya seakan akan orang buta meraba raba dalam praktek, enakan meraba (.)(.) qe3
[09:35] qe3
[09:35] coretan tangan yang saya dapat dari “londo katrok” itu juga gak ditulis di kantor, pasti
di lapangan, baru dikantor ditambahai ketikan, bukan ditambah print komputer, tahun 1998 lagi.
[09:35] qe3
[09:35] bagus kok mbah ketikan nya
[09:35] sangat bermanfaat
[09:35] mangkane saya kadang iseng jalan jalan liat isi web simbah
[09:36] lil, wan: nah diskuisi kek gini baik bagi kalian log, nanti klo ada masalah dengan kasus
sama tinggal liat untuk referensi
[09:36] mana tau ada yg unik
[09:36] hu uh bagus buat referensi
[09:37] mbah tau teknik pembuatan atau perhitungan membuat ground antena gak
[09:37] biasa kalau jaman intercom aku sebut arde
[09:37] ingat pepatah: teori tanpa praktek hanya untuk orang jenius saja, dan praktek tanpa
teori hanya untuk orang gila dan buta saja
[09:37] qe3
[09:37] he he
[09:37] * ulil orang buta yg suka meraba ( . ) ( . )
[09:37] iyo
[09:37] antena kembar
[09:38] harus seimbang, kalau tidak seimbang hanya untuk orang plin plan saja, berat sebelah, tidak
adil
[09:38] qe3
[09:38] doubledot
[09:39] sebetulnya kalian dah banyak yang register ngapa tidak tulis langsung aja ngeposting,
kan bebas gak dimoderatori, biar memancing duskusi
[09:39] mbah kalau buat anti petir apa harus kawat nya yg besar?
[09:39] disesuaikan
[09:39] ouh
[09:39] yeah yah ya ya
[09:39] sek mbah
[09:39] tak takon ning web mu wae
[09:40] ^_^ biar rame
[09:41] intinya bukan besarnya tapi nilai resistansi terhadap GND ya mendekati ke nol, gak mungkin nol mutlak
[09:42] la iya nanti kalo pas saya bukak terus kamu gak ada kan tetep bisa komunikasi
[09:42] itu ronaldho juga ngasih komen dia bilang dah berhasil nyoba 1, dia gagal karena pakai
kabel USB biasa
[09:43] mana ada yang ngomong penting: kabel USB biasa hanya 1,8 meter untuk V 2.0 maksimum empiris?
[09:43] qe3
[09:43] teorinya pakai kabel USB karena USB WiFi adapter, tapi jarang yang ngomong, cuman 1,8
meter maks
[09:46] wifi usb aku test 30 meter gagal
[09:46] 25 meter masih ok
[09:46] percaya gak percaya tanya pak leo
[09:46] qe3
[09:47] mwakane aku iso letakin di atas tower mbah
[09:47] mwantav
[09:47] main dalam kamar
[09:47] ya itu faktor lucky, nilai klalitas kabel, kalau untuk printer masih oke, kalau untuk
radio apalagi sinyalnya Low tidak stabil lagi, kamu akan tahu rasanya
[09:47] enak e lagi di kasih motor penggerak power window, itu kuat utk geser antena
[09:48] bisa wardriving 360drajat mantav
[09:48] qe3
[09:48] tracking signal
[09:48] iyo bener kui, ssin eh wal
[09:48] kalau teorinya dimixer dengan praktek akan lebih bagus
[09:49] aku pernah test muter 360 derajat dapat 80 titik AP
[09:49] seneng juga yah kalau hobby di praktek kan bisa wah hasil nya
[09:49] tapi sayang gak ku foto
[09:50] qe3
[09:50] ndak bisa jadi artis kayak simbah
[09:50] qe3
[09:50] tje tje te, soalnya status No Signal pakai USB kabel aktif masih dapat browsing, kalau USB
kabel biasa, berani taruhan 1 dolar dengan signal “No signal” gak akan bisa
[09:51] http://www.dhegleng.or.id/WiFi/image1008.JPG <== lihat ini “No Signal”, tapi masih lancar
bukak www.detik.com
[09:52] jadi orang pengalaman dan banyak baca teori lebih beruntung
[09:52] daripada orang banyak teori sedikit praktek
[09:52] hehehe
[09:53] kayaknya aku pernah ngalami seperti itu deh
[09:53] no signal kok masih iso konak
[09:53] nah tuh dia yg mantav
[09:53] qe3
[09:53] itu waktu aku test dikost teman ku depan kampus peternakan ugm
[09:54] wenak tenan dab, net gratis modal kaleng cemplungi usb dalam nya
[09:54] waktu aku kesana kabel mereka masih 1 meteran
[09:54] besok nya ku bawa kabel yg 25 meter
[09:54] qe3
[09:55] jingkrak jingkrak sambil tidur konak ke ugm dia main net nya
[09:55] pagi siang malam masih konak
[09:55] kasihan listrik nya gak mantav
[09:55] sering jeglex
[09:56] banyak yg konak semenjak tau bisa di cantol dari kostnya
[09:56] qe3
[09:57] USB biasa max 1,8 meter untuk USB V.2.0 dan max 4,8 meter untuk USB V.1, dengan USB Active
cable, bisa max 20 meter, 5 x 4 roll max, 1 roll panjangnya 5 meter).
[09:58] kabel opo kowe pake mbah
[09:58] qe3
[09:58] kabel utp juga toh
[09:58] aku pake yg belden
[09:59] USB Active lil
[09:59] kok utp
[09:59] aku gak pernah punya
[09:59] usb aktiv
[10:00] biasane aku cuma potong kabel usb wifi asli di bagi 2
[10:00] trus di panjangi sambungannya dengan kabel Lan itu
[10:00] qe3
[10:00] yo masih strong bro
[10:00] saya hanya pakai 2 roll, 10 meter agar bisa di atas seng mess saya (photo nya juga ada, ada keranya juga)
[10:01] kebetulan AP nya juga posisi LOS (Line Of Sight) jadi ya gak masalah
[10:02] kalau pakai kabel panjang biasa pilihlah yang “shielded”
[10:03] ada dibungkus luarnya kek kabel STP (STP beda dengan UTP, walau jumlah kabelnya sama)
[10:03] hu uh
[10:03] lebih mahal stp
[10:03] dan mantav
[10:03] iya
[10:03] 2 kalinya lebih harganya
[10:03] kalau kabelnya bening nampak itu pembungkusnya
[10:04] coba lihat url saya tadi “No Signal” status “Connected” dengan layar belakang detik.com
[10:04] usb Active Cable tuku ne ora ono di jogja mbah
[10:04] ndok mangga dua sak arat arat
[10:04] http://www.dhegleng.or.id/qe3/wp-content/uploads/2007/06/image_00019.jpg
[10:05] artinya, sebenarnya sinyal itu ada tapi kecil, saking kecilnya sampai tidak terdeteksi oleh
tool WiFi nya
[10:05] qe3
[10:06] tapi stabil, karena apa?, kestabilan dijamin oleh kabel aktif yang ada “amplifiernya”
[10:06] yah hu uh
[10:06] aku pengen buat dewe ora ono chipe
[10:06] qe3
[10:06] bongkar wae mbah
[10:06] gambar
[10:06] trus aku buat disini
[10:06] qe3
[10:06] ya yang penting prinsip teori teorinya jangan ditinggalkan
[10:06] aku gak pake usb adapter je
[10:07] jadi yah kacian deh
[10:07] 1. kwalitas kabel 2, jenis kabel, stp or utp, aktif or pasip, semuanya punya andil dalam
hasil experimen
[10:07] hu uh
[10:07] makin mahal makin hot hasil nya
[10:08] karna kualitas bahan yg mahal tadi
[10:08] kalau cuma utk ecek ecek sih pake yg murah gpp
[10:08] qe3
[10:08] harga anak kost gethooooooooo
[10:08] ^_^
[10:09] yup
[10:09] baca juga tulisan saya “tentu saja dengan alasan dan pertimbangan yang macam macam”, termasuk duit
[10:11] ada cara lain agar kabel USB biasa bisa lebih improve yaitu justru dipotong diganti dengan
kabel UTP karena teorinya kabel UTP memang untuk networking jadi lebih bagus kwalitasnya, kabel USB biasa adalah
untuk klas device, biasanya printer kamera de elel yang dekat komputer, makanya “bahan” nya tidak sebagus
kabel yang khusus untuk networking, misal utp cat 5, stp de el el. bahkan saya punya kabel Omron 100 meter 12 juta!
[10:13] untuk kabel data Industial otomation, dengan tingkat RTO (time out, cuman pinjam istilah) harus NOL
[10:13] qe3
Untuk lihat Gambar Proses pembuatan silahkan lihat di www.dhegleng.or.id